Kemenkeu Mengajar dan Gerakan Literasi Nasional

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyelenggarakan Kemenkeu Mengajar (KM) pada 22 Oktober 2018. Program pendidikan ini dihelat dalam rangka peringatan Hari Oeang ke-72 yang mengusung tema “Kemenkeu Berbakti Pada Negeri”. KM merupakan kegiatan mengajar oleh para relawan, yang merupakan pegawai Kemenkeu, selama satu hari di Sekolah Dasar (SD).

KM ini merupakan gerakan sosial oleh para pegawai Kemenkeu dan mengusung semangat kesukarelaan. Biaya yang ditimbulkan atas penyelenggaran KM ini tidak dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan kata lain Non-APBN. Panitia tidak memungut biaya apapun pada sekolah. Begitu juga pada para pegawai Kemenkeu yang menjadi relawan, tidak akan mendapatkan pembayaran, baik honor maupun perjalanan dinas.

Dipilihnya SD sebagai lokasi pelaksanaan, tentu bukan tanpa alasan. Kegiatan komunikasi instansi, baik sosialisasi maupun penyuluhan, belum menyasar kepada anak-anak SD. Merekalah yang nanti menjadi wajib pajak di masa mendatang. Dari KM-lah, pondasi kesadaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pajak harus ditanamkan. Karena merekalah calon penggenggam tongkat estafet pembangunan negeri.

Para relawan mengajarkan bagaimana peran Kemenkeu dalam upaya menjaga ekonomi negeri. Tidak hanya itu, melalui KM ini dikenalkan profesi yang ada di Kemenkeu, seperti pegawai pajak atau bea cukai. Begitu pula semangat dan nilai-nilai kebaikan akan dibawa oleh para relawan.

Kegiatan ini adalah kali ketiganya diadakan setelah mendulang kesuksesan KM1 pada tahun 2016 dan KM2 pada tahun 2017. KM1 diselenggarakan di enam kota besar dan enam pulau di Indonesia dengan diikuti sebanyak 9.774 siswa dari 34 sekolah. Sedangkan, KM2 diselenggarakan di 50 kota pada 34 provinsi. Jumlah keikutsertaannya sebanyak 36.614 siswa dari 138 sekolah. Tahun ini, lebih masif lagi, KM3 akan diselenggarakan di sekitar 60 kota pada 34 provinsi.

KM ini telah menerima penghargaan Public Relations Indonesia Award (PRIA) 2018 pada kategori Corporate Social Responsibility  (CSR) Subkategori Community Based Development. PRIA merupakan kompetisi yang digelar untuk memberikan penghargaan bagi setiap kreativitas humas yang mampu mewujudkan kredibilitas dan kepercayaan kepada suatu korporasi/lembaga/organisasi.

Kegiatan KM ini sejalan dengan gerakan literasi nasional (GLN) dan pendidikan penguatan karakter (PPK). GLN menjadi salah satu program gagasan Kemendikbud. Literasi, dalam artian sempit, bermakna membaca buku.Lebih luas lagi, literasi bermakna proses menangkap dan menyerap nilai-nilai. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai karakter utama dalam PPK. Sedikitnya ada lima, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong royong.

Implementasi nilai karakter dalam rangka PPK berupa pengelolaan pembelajaran dalam bentuk (1) intrakurikuler dan kokurikuler, (2) ekstrakurikuler, (3) pembiasaan/budaya sekolah, dan (4) pelibatan publik. Pembiasaan yang terlihat dari sekolah-sekolah contohnya membaca buku setiap paginya sebelum jam pelajaran. KM menjadi salah satu contoh pelibatan publik dalam rangka PPK.

Melalui KM ini, literasi APBN atau keuangan ditanamkan kepada pesera didik SD. Tentu anak-anak SD tidak dijejali dengan hitung-hitungan asumsi dasar makro APBN atau keseimbangan primer. Pola pengajarannya bisa dengan bermain, bernyanyi, atau bercerita. Dari situlah diselipkan nilai karakter, seperti gotong royong, merawat hasil pembangunan, dan lainnya. Para siswa juga menjadi tahu apa dan bagaimana peran Kemenkeu.

Berdasarkan pengalaman KM1 dan KM2, sekolah menyambut baik atas kehadiran program ini. Kesadaran mencintai negeri ditanamkan sejak dini. Harapannya kelak akan terbangun kesadaran dan kepedulian mereka terhadap APBN. Gagasan serupa KM ini perlu diperluas, tidak saja oleh Kemenkeu. Kementerian/lembaga lain bisa mengadopsi program ini. Tidak saja oleh satu instansi, bisa beberapa kementerian bersama-sama.

Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup misalnya, bisa meliterasi gerakan menanam sejuta pohon. Sedangkan, Kementerian Perhubungan dan Kepolisian bisa meliterasi kedisiplinan melalui taat berlalu lintas. Dengan begitu, muatan nilai karakternya tidak saja masuk dalam pengajaran di kelas, tetapi juga pelibatan instansi yang menanganinya. Hal ini menjadi bagian PPK dengan pelibatan instansi pemerintah lainnya.

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja

Tulisan ini dimuat di laman Kementerian Keuangan pada tanggal 26/10/2018.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/kemenkeu-mengajar-dan-gerakan-literasi-nasional/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *